Rabu, 07 Desember 2011

Kopersi di Indonesia saat ini

 Koperasi Indonesia saat ini
12 Juli 2011, kita memperingati Hari Koperasi ke-64. Tidak terasa, gerakan koperasi di Indonesia telah berumur setengah abad lebih. Dalam sejarahnya, koperasi di Indonesia telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Koperasi hadir dalam bentuk koperasi simpan pinjam yaitu di Purwokerto pada tahun 1895, yang digagas oleh seorang bangsawan, R Aria Wiriaatmadja.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Bung Hatta yang merupakan Bapak Koperasi Indonesia, mengakui secara resmi bahwa koperasi merupakan bangun usaha yang paling sesuai bagi rakyat Indonesia, yang memiliki sifat kekeluargaan dan gotong royong.
Koperasi menurut Undang-undang (UU) Nomor 25 Tahun 1992 adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang, atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Prinsip koperasi sendiri ditegaskan dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 pasal 5, yaitu keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka; pengelolaan dilaksanakan secara demokratis; pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha; pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal dan kemandirian.
Mencermati perkembangan koperasi dari masa ke masa dan dari rezim ke rezim selalu mengalami pasang surut. Jika di era Pemerintahan Soekarno, koperasi yang banyak berkembang didominasi oleh koperasi kredit dan produksi, lain halnya di era Orde Baru. Saat Orde Baru berkuasa, koperasi yang banyak dikembangkan ialah Koperasi Unit Desa dan koperasi golongan fungsional, seperti koperasi pegawai negeri dan militer (Baswir, 2010). Lalu, bagaimana realita koperasi saat ini? Sepertinya, kemampuannya dalam memberdayakan perekonomian rakyat semakin banyak diragukan dan semakin terpinggirkan.
Selama ini koperasi diharapkan mampu berperan sebagai soko guru perekonomian Indonesia, tetapi dalam perjalanannya, untuk menyejahterakan anggotanya saja, koperasi sudah kesulitan. Hal ini terjadi karena tantangan-tantangan berat yang selalu melilit koperasi Indonesia. Tidak dapat dipungkiri, bahwa saat ini perkembangan pasar yang begitu cepat dan kompetitif. Koperasi hadir di tengah-tengah persaingan tersebut, persaingan dengan usaha-usaha lain yang memiliki permodalan dan manajemen yang baik.
Persaingan itu menjadi tidak seimbang, bila dikaitkan dengan kondisi koperasi Indonesia saat ini. Koperasi saat ini merupakan badan usaha yang berbasis pada masyarakat golongan ekonomi lemah dan minimnya sumber daya manusia yang dimiliki (Retnowati, 2009).
Sehingga sangatlah tepat jika kita memberikan perhatian lebih pada koperasi, dengan maksud mengoptimalkan koperasi untuk menyejahterakan anggotanya dan menjadi soko guru perekonomian nasional di tengah-tengah persaingan yang semakin keras.
Pertama yang harus dilakukan ialah menciptakan kelembagaan koperasi yang profesional. Hendaknya koperasi diurus oleh orang-orang yang profesional, sehingga Pemerintah perlu mengadakan pelatihan dan pendidikan bagi pengurus Koperasi di Indonesia. Tujuannya untuk menciptakan pengurus yang profesional dan mampu memberdayakan koperasi.
Kedua, penyertaan modal bagi koperasi. Selama ini koperasi amat sulit untuk mencari permodalan dari lingkungan eksternal. Karena selalu dipersepsikan sebagai usaha arus ekonomi bawah, persepsi ini membuat perbankan sulit mengucurkan dana bagi koperasi dan akhirnya koperasi hanya mengandalkan modal internalnya saja. Perbankan lebih memilih untuk menyalurkan dana ke perusahaan-perusahaan swasta. Sehingga perlu ada upaya untuk menyehatkan keuangan koperasi, memberikan kemudahan kredit bagi koperasi dan menerapkan suku bunga yang murah.
Kondisi Koperasi di Indonesia Tahun 2011
Seperti yang dikatakan Menteri Negara Koperasi dan UKM, Syarif Hasan, pada hari Selasa (12/7) yang saya dapatkan infonya dari nasional.contan.co.id bahwa jumlah koperasi di Indonesia meningkat 5,31% dibanding tahun lalu. Data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan sampai Juni 2011 total koperasi di Indonesia mencapai 186.907 unit. “Kita melihat perkembangan kinerja koperasi selama setahun ini cukup mengembirakan,” terang Menteri Negara Koperasi dan UKM tersebut.
Dari 186.907 unit koperasi itu, memiliki 30.472 anggota dengan volume usaha sebesar Rp 97.276 triliun serta modal sendiri mencapai Rp 30,10 triliun. Dibandingkan dengan Desember 2008 angka pertumbuhan koperasi mencapai 20,6%. Kementerian Negara Koperasi dan UKM berharap, pertumbuhan koperasi yang tinggi akan berkontribusi terhadap perekonomian negara. Terutama dalam dalam penyerapan tenaga kerja dan pembayaran retribusi termasuk pajak unit-unit usaha koperasi.
Pertumbuhan jumlah koperasi ini seiring dengan realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 19 bank yang per 30 Juni 2011 ini juga mengalami peningkatan. Sejak diluncurkan 2007 lalu sampai 30 Juni 2011 realisasi penyaluran KUR sudah mencapai Rp 49,9 triliun untuk 4,804.100 debitur. Adapun target penyaluran KUR tahun 2011 sebesar Rp 20 triliun kepada 991,542 debitur.

Rabu, 16 November 2011

Koperasi Universitas Gunadarma

Koperasi Universitas Gunadarma

Nama Kelompok :
- Anita Listiyani (20210889)
- Rahel Yesika (25210553)
- Soraya Imaniar N.H (26210661)
- Taviani Kumaladewi (292105910



Nama dan Alamat Koperasi
Nama                    : Koperasi Universitas Gunadarma
Alamat                  : Jl. Raya Margonda No. 100, Pondok Cina – Depok
Telepon               : (6221) 78881112, 40360620, 99913110
Website               : Http://enterpreneur.gunadarma.ac.id


Tentang  Koperasi
Koperasi Universitas Gunadarma adalah salah satu unit lembaga pengembangan kemahasiswaan yang didirikan dan dikembangkan oleh Program Diploma Tiga Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma pada pertengahan Februari 2008.
Latar belakang berdirinya Koperasi di lingkungan Universitas Gunadarma adalah untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan mahasiswa dalam hal-hal diluar potensi akademik serta mengembangkan potensi jiwa kewirausahaan. Sehingga diharapkan akan menciptakan lulusan-lulusan yang mampu bersaing dalam menghadapi persaingan pasar bebas dan menciptakan berbagai bursa lapangan kerja yang pada akhirnya akan membantu program pemerintah dalam penciptaan lapangan kerja baru.







KOPERASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Sejarah Koperasi Universitas Gunadarma
Koperasi Gunadarma didirikan pada tahun 2008. Koperasi ini diketuai oleh Mifta Adriansyah yaitu seorang dari bagian kemahasiswaan. Wakil koperasi dijabat oleh Rooshwan Budhi. Saat didirikan dana koperasi ini, didanai oleh Universitas Gunadarma dan para investor.
Anggota koperasi ini terdiri mahasiswa Gunadarma dibawah naungan D3. Syarat untuk menjadi anggota koperasi ini adalah mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan,  yang mepunyai jiwa kewirausahaan, dan memiliki kemampuan. Untuk menjadi asisten di koperasi ini minimal harus semester  tiga.  Ada dua tahap dalam menjadi anggota koperasi Gunadarma, yaitu tahap Interview dan Kuisioner.

Anggota koperasi ini terdiri dari :
1.      Koordinator lapangan : Lasmini Asih
2.      SDM : Muarsih
3.      Marketing : Yananto
4.      Staff Galery : Ika
Koperasi Gunadarma memiliki tiga cabang, yaitu koperasi  Gunadarma Depok, Kalimalang, dan Kemang. Para anggota di gaji oleh bagian keuangan Gunadarma. Perhitungan penjualannya di hitung secara per-bulan dan per-bagian. Di koperasi Gunadarma dijual berbagai alat tulis, ATK, tas, topi dll. Harganya berkisar dari Rp. 1000,- sampai dengan Rp. 70.000,-. 
Kesulitan dan kendala yang di hadapi koperasi ini, yaitu menyangkut masalah memanage SDM yang susah dan promosinya yang masih kurang.

VISI DAN MISI :
·         VISI : Mewujudkan lembaga usaha mandiri yang berintelektual dan berwawasan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
·         MISI :
-          Menjadi lembaga yang selalu berkarya dan mandiri
-          Menciptakan akademis yang berjiwa wirausaha dalam memimpin koperasi
-          Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pengembangan akademisi
-          Menciptakan dan mengembangkan keterampilan akademis di sektor pendidikan non formal (softskill)
Sampai dengan 31 Maret 2011, Koperasi Universitas Gunadarma telah berhasil mengembangkan beberapa unit usaha. Diantaranya sebagai berikut :
1.       Galeri Display Produk Karya Mahasiswa
Galeri Display Produk Karya Mahasiswa yang bertempat di kampus Depok, Kalimalang, dan Kemang merupakan sarana men-display atau memamerkan berbagai produk hasil karya mahasiswa Universitas Gunadarma sehingga dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih berkreasi dan mengembangkan potensi kemampuan. Menyediakan berbagai macam kebutuhan mahasiswa, dosen dan karyawan, mulai dari alat tulis, akseksoris berlabel Universitas Gunadarma, aksesoris computer, pulsa telepon seluler, pakaian dan aneka produk lainnya.
2.       Industri Kreatif dan Souvenir
Merupakan unit kerja yang menjadi sarana penunjang untuk mengembangkan dan inovasi para Civitas Akademika Universitas Gunadarma dengan belajar membuat dan mengolah produk-produk inovatif yang bernilai ekonomis dan bernilai seni sehingga dapat menjadi produk-produk unggulan yang bersaing. Unit kerja ini dapat memproduksi sendiri dan dapat menerima pesanan beraneka macam souvenir hasil kreativitas Civitas Akademika Universitas Gunadarma, diantaranya mug souvenir, pin, dan produk souvenir lainnya (seperti : gantungan kunci, kaos sablon, tas sablon, cetak kartu nama, cetak serifikat, dll).
3.       Industri Peternakan
Unit usaha Peternakan merupakan pengembangan unit usaha yang berawal dari penyaluran hobby/kegemaran. Unit usaha ini  terdiri dari usaha peternakan ikan hias, dan industry pertenakan unggas.
4.       Industri Pengolahan
Selain unit usaha peternakan, Koperasi Gunadarma juga memiliki unit usaha pengolahan/industry pengolahan seperti unit pengolahan kripik sayuran.
5.       Program Perguliran Dana (untuk mahasiswa)
Merupakan salah satu kegiatan Pemberian Pinjaman Modal Kerja yang diberikan kepada seluruh mahasiswa Universitas Gunadarma, namun sebagai langkah awal pelaksanaan saat ini baru melibatkan mahasiswa Program Diploma III Bisnis & Kewirausahaan. Program ini dirancang untuk mendorong  munculnya jiwa bisnis dan berwirausaha yang terdapat dalam diri mahasiswa dengan memanfaatkannya dalam bentuk berbagai macam usaha kecil yang kreatif dan inovatif.
6.       Konsultasi Bisnis

Yang terbuka bagi para penerima Pinjaman Modal Kerja dalam bentuk Kegiatan Perguliran Dana pada khususnya, serta kepada seluruh Civitas Akademika Universitas Gunadarma dan masyarakat pada umumnya, yang ingin maupun yang sedang melakukan kegiatan usaha. 

STRUKTUR ORGANISASI
1.       Direktur Program Diploma Tiga Bisnis dan Kewirausahaan
2.       Kepala Pusat Bisnis dan Kewirausahaan
3.       Manager Marketing : Divisi Galeri Display Produk Mahasiswa
4.       Manager Produksi : Divisi Industri Kreatif
                               Divisi Budi Daya Ikan Hias
                               Divisi Pengembangan Usaha
5.       Manager Keuangan
6.       Manager SDM
Koperasi ini menjnual berbagai macam produk merchandise dan souvenir antara lain:
-Cetak aneka pin
-Cetak ID card
-Sablon mug polos
-Sablon mug warna dalam
-Percetaqkan dan pembuatan kalender dinding
Dan lainnya.
Sumber: Koperasi Universitas Gunadarma (Kampus D)

Minggu, 02 Oktober 2011

Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya.
Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:
  1. Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi;
  2. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.
Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998), disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh si anggota.
( http://iwanketch.wordpress.com/2008/04/20/pengertian-tentang-koperasi/ )

Bagi Masyarakat Indonesia, Koperasi sudah tidak asing lagi, karena kita sudah merasakan jasa Koperasi dalam rangka keluar dari kesulitan hutang lintah darat. Secara harfiah Kpoerasi yang berasal dari bahasa Inggris Coperation terdiri dari dua suku kata :
- Co yang berarti bersama
- Operation = bekerja
Jadi koperasi berarti bekerja sama, sehingga setiap bentuk kerja sama dapat disebut koperasi.
Pengertian pengertian pokok tentang Koperasi :
  1. Merupakan perkumpulan orang orang termasuk badan hukum yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama.
  2. Menggabungkan diri secara sukarela menjadi anggota dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai pencerminan demokrasi dalam ekonomi.
  3. Kerugian dan keuntungan ditanggung dan dinikmati bersama secara adil.
  4. Pengawasan dilakukan oleh anggota.
  5. Mempunyai sifat saling tolong menolong.
  6. Membayar sejumlah uang sebagai simpanan pokok dan simpanan wajib sebagai syarat menjadi anggota.
Sebetulnya suatu definisi itu meskipun banyak persamaannya, tetapi orang banyak yang memberi tekanan pada salah satu unsurnya. Hal ini tergantung pada perbedaan segi pandangan palsafah hidup orang yang mengemukakan tentang Koperasi, sebagai pelengkap dari pengertian koperasi menurut UU No. 12/1967 (undang undang pertama mengenai Koperasi Indonesia), diantaranya :
- Dr.C.C. Taylor
Beliau adalah seorang ahli ilmu Sosiologi, dapat diperkirakan tinjauan beliau adalah tinjauan yang menganggap bahwa Koperasi adalah konsep sosiologi. Menurutnya koperasi ada dua ide dasar yang bersifat sosiologi yang penting dalam pengertian kerja sama :
  1. Pada dasarnya orang lebih menyukai hubungan dengan orang lain secara langsung. Hubungan paguyuban lebih disukai daripada hubungan yang bersifat pribadi.
  2. Manusia (orang) lebih menyukai hidup bersama yang salig menguntungkan dan damai daripada persaingan.
Sesuai dengan pandangan Taylor tersebut Koperasi dianggap lebih bersifat perkumpulan orang daripada perkumpulan modal, selain dari sudut pandang ETIS/ RELIGIOUS dan sudut pandang EKONOMIS.
- Intenational Labour Office (ILO)
Menurut ILO definisi koperasi adalah sebagai berikut :
….. Cooperation is an association of person, usually of limited means, who have voluntaily joined together to achieve a common economic and through the formation of a democratically controlled businnes organization, making equitable
contribution of the capital required and eccepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking.
Definisi di atas terdiri dari unsur unsur berikut :
  1. Kumpulan orang orang
  2. Bersifat sukarela
  3. Mempunyai tujuan ekonomi bersama
  4. Organisasi usaha yang dikendalikan secara demokratis
  5. Kontribusi modal yang adil
  6. Menanggung kerugian bersama dan menerima keuntungan secara adil.
- Margaret Digby
Menulis tentang “ The World Cooperative Movement “ mengatakan bahwa koperasi adalah :
  1. Kerjasama dan siap untuk menolong
  2. Adalah suatu usaha swasta tetapi ada perbedaan dengan badan usaha swasta lain dalam hal cara untuk mencapai tujuannya dan penggunaan alatnya.
- Dr. C.R Fay
…..suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangan tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa. Sehingga masing masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan tingkat hubungan mereka dengan perserikatan itu.
- Dr. G. Mladenata
Didalam bukunya “ Histoire des Doctrines Cooperative “ mengemukakan bahwa koperasi terdiri atas produsen produsen kecil yang tergabung secara sukarela untuk mencapai tujuan bersama ,dengan saling bertukar jasa secara kolektif dan menanggung resiko bersama dengan mengerjakan sumber sumber yang disumbangkan oleh anggota.
- H.E. Erdman
Bukunya “ Passing Monopoly as an aim of Cooperative” mengemukakan definisi sebagai berikut :
  1. koperasi melayani anggota, yang macam pelayanannya sesuai dengan macam koperasi
  2. rapat anggota memutuskan kebijakan dasar juga mengangkat dan meberhentikan pengurus
  3. pengurus bertanggung jawab dalam menjalankan usaha dan dapat mengangkat karyawan untuk melaksanakan kebijaksanaan yang diterima dari rapat anggota.
  4. Tiap anggota mempunyai hak satu suara dalam rapat anggota tahunan. Partisipasi anggota lebih diutamakan daripada modal yang dimasukan.
  5. Anggota membayar simpanan pokok, wajib dan sukarela. Koperasi juga dimungkinkan meminjam modal dari luar.
  6. Koperasi membayar bunga pinjaman sesuai dengan batas yang berlaku yaitu sesuai dengan tingginya yang berlaku di masyarakat.
  7. SHU ( Sisa Hasil Usaha ) dibayar pada anggota yang besarnya sesuai dengan jasa anggota
  1. Dalam hal mengalami kegagalan, anggota hanya bertanggung jawab sebesar simpananya di koperasi
- Frank Robotka
Bukunya yang berjudul “ A Theory of Cooperative “ menyakan bahwa penulis penulis Amerika serikat umumnya menerima ide ide tentang koperasi sebagai berikut :
  1. koperasi adalah suatu bentuk badan usaha yang anggotanya merupakan langganannya. Koperasi diorganisasikan , diawasi dan dimiliki oleh para anggotanya yang bekerja untuk kemanfaatan mereka sendiri
  2. praktek usahanya sesuai dengan prinsip prinsip Rochdale
  3. Koperasi adalah suatu kebalikan dari persaingan yaitu bahwa anggota lebih bersifat kerja sama daripada bersaing diantara mereka
  4. Koperasi bukan perkumpulan modal dan tidak mengejar keuntungan, lain dengan badan usaha bukan koperasi yang mengutamakan modal dan berusaha mendapatkan keuntungan
  5. Keanggotaan koperasi berdasarkan atas perseorangan bukan atas dasar modal
- Dr. Muhammad Hatta
Dalam bukunya “ The Movement in Indonesia” beliau mengemukakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarka tolong menolong. Mereka didorong oleh keinginan memberi jasa pada kawan “ seorang buat semua dan semua buat seorang” inilah yang dinamakan Auto Aktivitas Golongan, terdiri dari :
  1. Solidaritas
  2. Individualitas
  3. Menolong diri sendiri
  4. Jujur
- UU No. 25 Tahun 1992 (Perkoperasian Indonesia)
Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang beradasarkan atas dasar asas kekeluargaan.
Itulah beberapa pengertian mengenai Koperasi, yang sudah menjelaskan pengertian pengertian koperasi dari berbagai sisi. Namun jika hanya sebatas pengertian tidak akan cukup untuk lebih mengenal koperasi, maka akan dicoba menjelaskan selanjutnya mengenai hal hal apa saja yang ada di dalam manajemen koperasi.
( http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-pengertian-koperasi/ )

Sejarah Koperasi Di Indonesia

Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Ia mendirikan Koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan rentenir. R. Aria Wiriatmadja atau Tirto Adisuryo, yang kemudian dibantu pengembangannya oleh pejabat Belanda dan akhirnya menjadi program resmi pemerintah. Seorang pejabat pemerintah Belanda, yang kemudian menjadi sarjana ekonomi, Booke, juga menaruh perhatian terhadap Koperasi. Atas dasar tesisnya, tentang dualisme sosial budaya masyarakat Indonesia antara sektor modern dan sektor tradisional, ia berkesimpulan bahwa sistem usaha Koperasi lebih cocok bagi kaum pribumi daripada bentuk badan-badan usaha kapitalis. Pandangan ini agaknya disetujui oleh pemerintah Hindia Belanda sehingga pemerintah kolonial itu mengadopsi kebijakan pembinaan Koperasi.Meski Koperasi tersebut berkembang pesat hingga tahun 1933-an, pemerintah Kolonial Belanda khawatir Koperasi akan dijadikan tempat pusat perlawanan, namun Koperasi menjamur kembali hingga pada masa pendudukan Jepang dan kemerdekaan. Pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan Koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.Bung Hatta meneruskan tradisi pemikiran ekonomi sebelumnya. Ketertarikannya kepada sistem Koperasi agaknya adalah karena pengaruh kunjungannya ke negara-negara Skandinavia, khususnya Denmark, pada akhir tahun 1930-an. Walaupun ia sering mengaitkan Koperasi dengan nilai dan lembaga tradisional gotong-royong, namun persepsinya tentang Koperasi adalah sebuah organisasi ekonomi modern yang berkembang di Eropa Barat. Ia pernah juga membedakan antara Koperasi sosial yang berdasarkan asas gotong royong, dengan Koperasi ekonomi
yang berdasarkan asas-asas ekonomi pasar yang rasional dan kompetitif.Bagi Bung Hatta, Koperasi bukanlah sebuah lembaga yang antipasar atau nonpasar dalam masyarakat tradisional. Koperasi, baginya adalah sebuah lembaga self-help lapisan masyarakat yang lemah atau rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar. Karena itu Koperasi harus bisa bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan prinsip efisiensi. Koperasi juga bukan sebuah komunitas tertutup, tetapi terbuka, dengan melayani non-anggota, walaupun dengan maksud untuk menarik mereka menjadi anggota Koperasi, setelah merasakan manfaat berhubungan dengan Koperasi. Dengan cara itulah sistem Koperasi akan mentransformasikan sistem ekonomi kapitalis yang tidak ramah terhadap pelaku ekonomi kecil melalui persaingan bebas (kompetisi), menjadi sistem yang lebih bersandar kepada kerja sama atau Koperasi, tanpa menghancurkan pasar yang kompetitif itu sendiri.Dewasa ini, di dunia ada dua macam model Koperasi. Pertama, adalah Koperasi yang dibina oleh pemerintah dalam kerangka sistem sosialis. Kedua, adalah Koperasi yang dibiarkan berkembang di pasar oleh masyarakat sendiri, tanpa bantuan pemerintah. Jika badan usaha milik negara merupakan usaha skala besar, maka Koperasi mewadahi usaha-usaha kecil, walaupun jika telah bergabung dalam Koperasi menjadi badan usaha skala besar juga. Di negara-negara kapitalis, baik di Eropa Barat, Amerika Utara dan Australia, Koperasi juga menjadi wadah usaha kecil dan konsumen berpendapatan rendah. Di Jepang, Koperasi telah menjadi wadah perekonomian pedesaan yang berbasis pertanian.Di Indonesia, Bung Hatta sendiri menganjurkan didirikannya tiga macam Koperasi. Pertama, adalah Koperasi konsumsi yang terutama melayani kebutuhan kaum buruh dan pegawai. Kedua, adalah Koperasi produksi yang merupakan wadah kaum petani (termasuk peternak atau nelayan). Ketiga, adalah Koperasi kredit yang melayani pedagang kecil dan pengusaha kecil guna memenuhi kebutuhan modal. Bung Hatta juga menganjurkan pengorganisasian industri kecil dan Koperasi produksi, guna memenuhi kebutuhan bahan baku dan pemasaran hasil.Menurut Bung Hatta, tujuan Koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil. Tapi, ini tidak berarti, bahwa Koperasi itu identik dengan usaha skala kecil. Koperasi bisa pula membangun usaha skala besar berdasarkan modal yang bisa dikumpulkan dari anggotanya, baik anggota Koperasi primer maupun anggota Koperasi sekunder. Contohnya adalah industri tekstil yang dibangun oleh GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) dan berbagai Koperasi batik primer.Karena kedudukannya yang cukup kuat dalam konstitusi, maka tidak sebuah pemerintahpun berani meninggalkan kebijakan dan program pembinaan Koperasi. Semua partai politik, dari dulu hingga kini, dari Masyumi hingga PKI, mencantumkan Koperasi sebagai program utama. Hanya saja kantor menteri negara dan departemen Koperasi baru lahir di masa Orde Baru pada akhir dasarwarsa 1970-an. Karena itu, gagasan sekarang untuk menghapuskan departemen Koperasi dan pembinaan usaha kecil dan menengah, bukan hal yang mengejutkan, karena sebelum Orde Baru tidak dikenal kantor menteri negara atau departemen Koperasi. Bahkan, kabinet-kabinet yang dipimpin oleh Bung Hatta sendiri pun tidak ada departemen atau menteri negara yang khusus membina Koperasi.
Pasang-surut Koperasi di IndonesiaKoperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami pasang dan surut. Sebuah pertanyaan sederhana namun membutuhkan jawaban njelimet, terlontar dari seorang peserta. Mengapa jarang dijumpai ada Koperasi yang bertumbuh menjadi usaha besar yang menggurita, layaknya pelaku ekonomi lain, yakni swasta (konglomerat) dan BUMN. Mengapa gerakan ini hanya berkutat dari persoalan yang satu ke persoalan lain, dan cenderung stagnan alias berjalan di tempat?.Mengapa Koperasi sulit berkembang di tengah habitat alamnya di Indonesia? Inilah sederet pertanyaan yang perlu dijadikan bahan perenungan.Padahal, upaya pemerintah untuk memberdayakan Koperasi seolah tidak pernah habis. Bahkan, bila dinilai, mungkin amat memanjakan. Berbagai paket program bantuan dari pemerintah seperti kredit program: KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), pengalihan saham (satu persen) dari perusahaan besar ke Koperasi, skim program KUK dari bank dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit komersial dari perbankan, juga ?paket program? dari Permodalan Nasional Madani (PNM), terus mengalir untuk memberdayakan gerakan ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan program, ada institusi khusus yang menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan Koperasi dan PKM (Pengusaha Kecil Menengah), yang seharusnya memacu gerakan ini untuk terus maju. Namun, kenyataannya, Koperasi masih saja melekat dengan stigma ekonomi marjinal, pelaku bisnis yang perlu dikasihani, pelaku bisnis, pelaku bisnis tak profesional.Masalah tersebut tidak bisa dilepaskan dari substansi Koperasi yang berhubungan dengan semangat. Dalam konteks ini adalah semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Jadi, bila Koperasi dianggap kecil, tidak berperan, dan merupakan kumpulan serba lemah, itu terjadi karena adanya pola pikir yang menciptakan demikian.Singkatnya, Koperasi adalah untuk yang kecil-kecil, sementara yang menengah bahkan besar, untuk kalangan swasta dan BUMN. Di sinilah terjadinya penciptaan paradigma yang salah. Hal ini mungkin terjadi akibat gerakan Koperasi terlalu sarat berbagai embel-embel, sehingga ia seperti orang kerdil yang menggendong sekarung beras di pundaknya. Koperasi adalah ?badan usaha?, juga ?perkumpulan orang? termasuk yang ?berwatak sosial?. Definisi yang melekat jadi memberatkan, yakni ?organisasi sosial yang berbisnis? atau ?lembaga ekonomi yang mengemban fungsi sosial.?Berbagai istilah apa pun yang melekat, sama saja, semua memberatkan gerakan Koperasi dalam menjalankan visi dan misi bisnisnya. Mengapa tidak disebut badan usaha misalnya, sama dengan pelaku ekonomi-bisnis lainnya, yakni kalangan swasta dan BUMN, sehingga ketiganya memiliki kedudukan dan potensi sejajar. Padahal, persaingan yang terjadi di lapangan demikian ketat, tak hanya sekadar pembelian embel-embel. Hanya kompetisi ketat semacam itulah yang membuat mereka bisa menjadi pengusaha besar yang tangguh dan profesional. Para pemain ini akan disaring secara alami, mana yang efisien dalam menjalankan bisnis dan mereka yang akan tetap eksis.Koperasi yang selama ini diidentikkan dengan hal-hal yang kecil, pinggiran dan akhirnya menyebabkan fungsinya tidak berjalan optimal. Memang pertumbuhan Koperasi cukup fantastis, di mana di akhir tahun 1999 hanya berjumlah 52.000-an, maka di akhir tahun 2000 sudah mencapai hampir 90.000-an dan di tahun 2007 ini terdapat -------- Koperasi di Indonesia. Namun, dari jumlah yang demikian besar itu, kontribusinya bagi pertumbuhan mesin ekonomi belum terlalu signifikan. Koperasi masih cenderung menempati ekonomi pinggiran (pemasok dan produksi), lebih dari itu, sudah dikuasai swasta dan BUMN. Karena itu, tidak aneh bila kontribusi Koperasi terhadap GDP (gross domestic product) baru sekitar satu sampai dua persen, itu adalah akibat frame of mind yang salah.Di Indonesia, beberapa Koperasi sebenarnya sudah bisa dikatakan memiliki unit usaha besar dan beragam serta tumbuh menjadi raksasa bisnis berskala besar. Beberapa Koperasi telah tumbuh menjadi konglomerat ekonomi Indonesia, yang tentunya tidak kalah jika dibandingkan dengan perusahaan swasta atau BUMN yang sudah menggurita, namun kini banyak yang sakit. Omzet mereka mencapai milyaran rupiah setiap bulan. Konglomerat yang dimaksud di sini memiliki pengertian: Koperasi yang bersangkutan sudah merambah dan menangani berbagai bidang usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak dan merangsek ke berbagai bidang usaha-bisnis komersial.


(http://purwakartakab.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&catid=49:koperasi&id=99:sejarah-koperasi&Itemid=30)

Senin, 02 Mei 2011

ANALISIS KAITAN ANTARA PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DENGAN POLITIK LUAR NEGERI


KAITAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DENGAN POLITIK LUAR NEGERI

Politik Luar Negeri Memberi Sumbangan Nyata Bagi Pembangunan Nasional

Upaya-upaya diplomasi global dan regional akan diperkuat dengan diplomasi bilateral yang tangguh. Sejalan dengan semboyan ‘seribu sahabat tanpa musuh’, kebijakan luar negeri kita di tahun 2010 akan secara aktif berupaya ditingkatkan ke tataran yang lebih tinggi. Hubungan yang telah terjalin dengan negara-negara di seluruh penjuru dunia, Asia Pasifik, Afrika, Eropa dan Amerika, dalam kaitan ini disamping mendorong secara positif jalinan hubungan politik maupun hubungan antar masyarakat people to people contact akan ada pula upaya yang diperbaharui dan terarah untuk mendorong diplomasi ekonomi.
Promosi perdagangan, investasi dan pariwisata merupakan hal yang sangat penting dalam memastikan bahwa kebijakan politik luar negeri membawa sumbangan yang nyata bagi pembangunan nasional. Mekanisme politik luar negeri akan dikerahkan bagi pencapaian tujuan dimaksud. Perhatian khusus juga akan diberikan kepada diplomasi perbatasan guna mencapai kemajuan dalam penuntasan isu-isu yang masih ada terkait dengan penentuan demarkasi dan garis perbatasan dengan negara-negara tetangga melalui perundingan atau negosiasi. Yang tidak kalah pentingnya politik luar negeri di tahun 2010 akan memperhatikan apa yang kita sebut sebagai isu-isu yang intermestik, yaitu isu yang mencerminkan semakin kaburnya perbedaan antara isu internasional dan domestik.
Salah satunya adalah mengenai perlindungan Warga Negara Indonesia di luar negeri, khususnya Tenaga Kerja Indonesia. Kebijakan luar negeri Indonesia akan berupaya memastikan adanya pengakuan yang lebih baik mengenai hubungan yang saling menguntungkan antara negara pengirim dan negara penerima tenaga kerja, bahwa setiap tenaga kerja Indonesia sebenarnya telah memberikan kontribusi yang nyata bagi negara dimana dia bekerja, disamping pada saat yang sama juga menjadi sumber devisa. Kenyataan ini harus dapat terwujudkan dengan lebih baik melalui pengakuan akan hak dan tanggungjawab tenaga kerja kita di luar negeri. Kebijakan luar negeri di tahun 2010 akan berupaya memastikan bahwa kerangka hukum yang diperlukan bagi keperluan tersebut akan tersedia.
Yang paling penting, kebijakan luar negeri Indonesia dan bahkan setiap diplomasi Indonesia akan terus dipandu dengan prinsip keberpihakan dan perlindungan Warga Negara Indonesia tanpa terkecuali. Satu isu lagi yang diperkirakan akan terus memerlukan perhatian adalah pemberantasan terorisme, politik luar negeri Indonesia akan terus menggunakan berbagai upaya bilateral, regional, dan global untuk mengatasi ancaman ini.
Pembangunan kapasitas kelembagaan akan menjadi kunci utama, demikian juga pertukaran informasi dan intelijen. Namun demikian tidaklah cukup apabila upaya-upaya kita terbatas pada hal ini semata, politik luar negeri Indonesia di tahun 2010 akan terus berupaya mengatasi apa yang disebut sebagai akar permasalahan atau kondisi yang kondusif bagi tumbuhnya terorisme. Interfaith dialogue melalui kerjasama bilateral, regional dan antar kawasan, akan menjadi garis depan diplomasi kita. Keseluruhan spectrum soft power akan menempati perhatian utama kebijakan luar negeri kita.
Pada beberapa pemikiran akhir, saya secara pribadi sangat berkeyakinan bahwa untuk dapat efektif, politik luar negeri memerlukan rasa kepemilikan dan partisipasi yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, dengan demikian demokratisasi kebijakan luar negeri akan menjadi kunci upaya kita. Di satu sisi, tentu saja hal ini juga terkait dengan masalah substansi kebijakan luar negeri Indonesia yang harus mencerminkan transformasi demokrasi didalam negeri kita sendiri.
Namun demikian hal ini juga terkait dengan proses mekanisme kebijakan luar negeri yang harus terbuka bagi interaksi dengan para pemangku kepentingan, dan terlebih lagi terbuka bagi berbagai pemikiran dan kesempatan baru, terutama dalam hal ini kemiteraan dan keterlibatan dengan DPR, khususnya Komisi I, sangatlah penting dan sangat kita hargai. Politik luar negeri dan diplomasi harus menjadi kekuatan pemersatu, saya sungguh-sungguh percaya bahwa politik luar negeri Indonesia saat ini berada di persimpangan jalan. Kita memiliki peluang untuk membawa peranan internasional Indonesia ke tataran yang lebih tinggi sebagai negara yang terlibat secara konstruktif di kawasannya sendiri, dan pada saat yang sama mampu memberikan sumbangan secara signifikan bagi isu-isu kepedulian dunia.
Peranan demikian tentu saja harus diupayakan melalui kualitas diplomasi kita, peranan tersebut juga menuntut dedikasi tinggi setiap individu diplomat, seluruh pegawai Kementerian Luar Negeri, perempuan dan laki-laki, secara keseluruhan membentuk mesin diplomasi kita. Dan hari ini saya ingin menyampaikan penghargaan yang sangat tinggi atas dedikasi dan kerja kerasnya selama ini. Diatas itu, politik luar negeri Indonesia di tahun 2010 akan senantiasa menggaris bawahi pentingnya dukungan dan kemiteraan bersama seluruh pemangku kepentingan. Diplomasi.

Hutang Luar Negeri dan Pembiayaan Pembangunan di Indonesia
  1. Modal Asing dalam Pembangunan
Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti oleh perbankan struktur produksi dan perdagangan. Modal asing dapat berperan penting dalam mobilisasi dana maupun transformasi struktural. Kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktur benar-benar terjadi.

  1. Motivasi Negara Donor
    Hutang luar negeri yang disalurkan oleh Negara maju ke Negara yang sedang berkembang dan atau Negara miskin tidak dilakukan atas dasar kemanusiaan, tetapi di lakukan atas dasar motivasi ekonomi dan bahkan politik. Hutang luar negeri tidak akan disalurkan tanpa adanya keuntungan yang diperoleh Negara pemberi hutang.

  1. Sumber-sumber pembiayaan Pembangunan Indonesia
    Sumber-sumber pembiayaan untuk pembangunan di Indonesia antara lain berasal dari Dana Perimbangan yang diterima oleh Indonesia khususnya daerah Khusus Ibukota dari modal asing.

  1. Struktur Pembiayaan Pembangunan
    Di saat Orde Baru berkuasa banyak utang luar negeri dibuat dengan dalih untuk membangun BUMN. Bantuan ini telah menginjeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan cara menutup deficit anggaran pembangunan dan deficit neraca pembayaran. Sturuktur pembiayaan pembangunan, dimana peran bantuan luar negeri mencapai lebih dari 50 persen pada Pelita pertama dan keempat. Kendati peranan bantuan luar negeri semakin menurun pada tahun-tahun terakhir, namum persentase masih diatas 35 persen.
    Utang luar negeri sebenarnya merupakan alat politik.
       






Senin, 28 Maret 2011

Perkembangan Pembangunan Sulawesi Utara


Sumber peta: http://santospalanti.wordpress.com/2008/08/08/peta-sulawesi/

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN SULAWESI UTARA

Sulawesi Utara

Provinsi Sulawesi Utara terletak di ujung Pulau Sulawesi, dan berbatasan dengan Negara Filipina di sebelah utara. Ibu kota Sulawesi Utara adalah Manado. Luas Propinsi Sulawesi Utara adalah 15.272,44 km2. Propinsi Sulawesi Utara terbagi dalam 15 Daerah Kabupaten/ Kota. Penduduk Sulawesi Utara terdiri dari 3 (tiga) kelompok etnis utama, yaitu Suku Minahasa, Suku Sangihe dan Talaud, Suku Bolaang Mongondow. Masing-masing kelompok etnis tersebut terbagi pula dalam sub etnis yang memiliki bahasa, tradisi dan norma-norma kemasyarakatan yang khas serta diperkuat semangat Mapalus, Mapaluse dan Moposad. Dengan demikian, bahasa yang ada di Sulawesi Utara dibagi ke dalam Bahasa Minahasa (Toulour, Tombulu, Tonsea, Tontemboan, Tonsawang, Ponosakan dan Bantik), Bahasa Sangihe Talaud (Sangie Besar, Siau, Talaud), Bahasa Bolaang Mongondow (Mongondow, Bolaang, Bintauna, Kaidipang). Namun demikian Bahasa Indonesia adalah Bahasa Nasional yang digunakan dan dimengerti dengan baik oleh sebagian besar penduduk Sulawesi Utara. Agama yang dianut oleh penduduk di Propinsi Sulawesi Utara adalah Protestan, Katolik, Islam, Hindu dan Budha. 

Sumber: http://www.sulut.go.id/new/?

Lambang Sulawesi Utara




Sumber Lambang:

http://santospalanti.wordpress.com/2008/08/08/peta-sulawesi/








1.Sejarah Perekonomian Sulawesi Utara

Provinsi Sulawesi Utara dalam prospektif regional maupun internasional berada pada posisi yang sangat strategis karena terletak di bibir Pasifik (Pasifik Rim) yang secara langsung berhadapan dengan Negara-negara Asia Timur dan Negara-negara Pasifik, sehingga menjadi lintasan antara dua benua yaitu Benua Asia dan Australia dan dua Samudera yaitu Samudera India dan Pasifik. Posisi strategis ini menjadikan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia ke Pasifik dan memiliki potensi untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dalam AFTA. Komoditi tanaman perkebunan yang potensial di provinsi ini adalah kelapa, cengkeh, pala, kopi, kakao dan vanilli. Sektor Perikanan juga termasuk salah satu sektor unggulan provinsi ini. Komoditi yang dihasilkan berupa perikanan laut dan perikanan darat termasuk perikanan umum, tambak, kerambah dan lain-lain.
Provinsi ini juga memiliki komoditi sekunder yang diunggulkan yaitu dari sektor industri pengolahan yang terdiri atas industri kelapa terpadu, industri minyak goreng kelapa, minyak atsiri, pengolahan kopi, industri makanan dari kacang-kacangan, pengalengan ikan, tepung ikan dan industri ikan beku. Kini juga tengah dikembangkan teknik-teknik baru dalam budidaya perikanan laut, meliputi ikan untuk umpan, ikan kerapu, baronang, rumput laut dan kerang mutiara. Untuk budidaya perikanan darat fokus diarahkan untuk ikan mas dan nila. Dari sektor industri telah banyak perusahaan yang sudah beroperasi dan menanamkan modalnya di provinsi ini. Perusahaan-perusahaan ini bergerak dalam bidang industri pengolahan makanan, minuman, kayu, hasil tambang, batubara, minyak bumi, gas bumi, hasil perkebunan, karet, bahan dasar logam, barang galian furnitur dan industri jasa.
Potensi sumber daya perikanan di Sulawesi Utara sangat potensial. Tetapi, hingga sekarang potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, terutama di wilayah perairan laut utara Sulawesi Utara, perairan Teluk Tomini, serta perairan darat di Bolaang Mongodow dan Minahasa.
Propinsi Sulawesi Utara juga memiliki kawasan hutan yang potensial. Pemanfaatan hasil hutan baru mencapai sekitar 47,5 % dari seluruh areal hutan produksi yang ada. Jenis hutan yang ada di Sulawesi Utara adalah hutan lindung, hutan PPA, hutan bakau, dan hutan produksi yang terdiri dari hutan produksi tetap, terbatas, dan konversi.
Di bidang pertambangan, sumber daya mineral, seperti tembaga, bijih besi, nikel, emas, serta bahan galian batu kapur, kaolin, sangat potensial untuk dikembangkan secara optimal. Selain itu, di daerah Lahendong, telah ditemukan panas bumi yang potensial untuk dikembangkan menjadi tenaga listrik dengan kekuatan ribuan megawatt.
Pariwisata merupakan salah satu sektor potensial yang dimiliki Sulawesi Utara sebagai salah satu sumber daya ekonominya. Potensi wisata di Sulawesi Utara cukup beragam, di antaranya wisata alam, wisata bahari, dan wisata budaya. Keberadaan taman nasional, seperti Taman Nasional Laut Bunaken dan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, juga berpotensi sebagai salah satu aset wisata alam di Sulawesi Utara.
Sebagai tujuan investasi, provinsi ini juga memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang diantaranya kawasan industri Bitung Industrial Estate yang terletak di Bitung-Sulawesi Utara, Bandara Samratulangi di Manado, Bandara Naha Natuna di Kepulauan Sangihe, Bandara Melonguane di Kepulauan Taulud dan Bandara Mopait di Bolaang Mongondow serta memiliki Pelabuhan UKI dan Kotabunan, Pelabuhan Belang, Pelabuhan Tahuna, Pelabuhan Ulu Siau, Pelabuhan Petta, Pelabuhan Manado, Pelabuhan Marore dan Pelabuhan Bitung.
Letak dan posisi geografis Sulawesi Utara, sebagai wilayah paling utara negara kita dan langsung berbatasan dengan Lautan Pasifik, memiliki potensi yang besar sebagai pintu gerbang keluar-masuknya kegiatan ekonomi regional dan global. Dengan demikian, wila­yah ini mempunyai peluang yang cukup besar untuk mengembangkan kerjasama internasional, khususnya perdagangan dengan negara tetangga yang secara geo­grafis berdekatan, seperti Filipina, dan Malaysia. Jika semuanya itu dapat dilihat secara jeli dan dimanfaatkan, daerah ini akan dapat menggalang kerjasama per­dagangan regional dan internasional yang menguntungkan. Hal itu akan membuat wilayah Sulut men­jadi salah satu pusat ekonomi di Indonesia yang me­miliki prospek cerah. Itulah kelebihan daerah Sulawesi Utara. 
Sumber: http://infosulawesiutara.blogspot.com/2010/02/profil-sulawesi-utara_21.htm


2.Pendapatan Asli Daerah Sulawesi Utara

Keterbatasan kewenangan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) bukanlah kendala untuk memperjuangkan aspirasi rakyat, khususnya daerah. Marhany Viktor Poly Pua, senator dari Sulawesi Utara yang telah dua periode menghuni parlemen sudah membuktikannya. Marhany bersama wakil rakyat lainnya telah berhasil mendongkrak kemajuan pembangunan daerahnya. Yaitu, pendapatan asli daerah (PAD) Sulawesi Utara meningkat dari Rp 1 triliun menjadi Rp 12 triliun. Sulut juga telah menempati peringkat ke-2 terbaik di bawah DKI Jakarta, dalam sumber daya manusia. Bahkan Sulut yang sebelumnya hanya memiliki 9 kabupaten dan kota, berhasil memekarkan beberapa wilayahnya. Sehingga sekarang bertambah 7 menjadi16 kabupaten dan kota untuk satu provinsi. Marhany sebagai wakil daerah bersama wakil rakyat lainnya, mendorong program-program pembangunan kepada pemerintah daerah setempat. Saat ini, pihaknya juga tengah memperjuangkan Sulut menjadi wilayah perbatasan sekaligus pintu perdagangan internasional.
Sumber: http://bataviase.co.id/node/617006

3. Hambatan Pembangunan Sulawesi Utara

Sulawesi Utara merupakan daerah yang memiliki lahan dan perairan yang cukup luas. Namun kurangnya sumber daya manusia menghambat Sulawesi Utara dalam melakukan pembangunan. Terkadang sumber daya alam yang ada di daerah tersebut belum dapat dikelola dengan baik dan maksimal sehingga menghambat rencana-rencana dalam pembangunan.

4. Produk Unggulan Sulawesi Utara
 





Taman Laut Bunaken
Sumber Gambar: http://balilanorganizer.wordpress.com/2009/11/26/tempat-yang-indah-untuk-bulan-madu-yang-indah/

Sulawesi Utara telah ditetapkan sebagai satu dari lima daerah tujuan wisata dan satu dari 10 daerah yang dapat menyelenggarakan MICE memiliki objek-objek wisata yang cukup menarik diantaranya Wisata Bahari antara lain Taman Laut Bunaken, Pulau Siladen, Mantehage dan hamparan Taman Laut di Sangihe Talaud, dan Bolaang Mongondow. Wisata Alam antara lain; Taman Nasional Dumoga Bone di Bolaang Mongondow, Cagar Alam Tangkoko Batu Angus di Bitung, Danau Tondok, Gunung Ambang di Bolaang Mongondow dan Sumaru Endo di Danau Tondano. Wisata Peninggalan Sejarah Budaya berupa Kuburan Tua/ Waruga di Sawangan, dan Gua Peninggalan Jepang di Kawangkoan. Wisata Religi antara lain; Bukit Kasih dan Bukit Doa Pinaling. Wisata Pantai antara lain; Pantai Tasik Ria, Pantai Kalasei, Pantai Hais, Pantai Kora-Kora dan Pantai Tanjung Merah di Minahasa, Pantai Molas di Manado, Pantai Molosing dan Labuan Uki di Bolaang Mongondow. Wisata Pemandian Air Panas banyak tersebar di Minahasa bagian tengah seperti di Tondano, Remboken, Passo dan Langowan. Wisata Tirta, untuk jenis wisata ini dapat dinikmati pada hampir semua sungai dan danau yang ada di daerah ini, seperti Danau Tondano dan DAS Tondano serta Danau Moat di Minahasa.
Untuk menunjang kinerja sektor pariwisata ini, terutama aktivitas turis yang berkunjung ke daerah ini baik wisatawan domestik maupun mancanegara, maka telah tersedia sarana dan prasarana seperti; Hotel (taraf Melati s/d berbintang empat), Restoran, dan Industri Wisata serta Art Shop.

Sumber: http://www.sulut.go.id/new/isi.php?vd=menu&id=13&submenu=101

Produk-produk Unggulan Sulawesi Utara antara lain:
1. Pala

Komoditas pala merupakan produk unggulan bagi Sulut, ditandai semakin beragamnya negara pembeli, dengan volume maupun nilai ekspor cenderung bertumbuh. Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor produk turunan pala sebanyak 31,4 ton pada pekan kedua Maret 2011 dengan devisa diperoleh 441.350 dolar AS. ekspor 10 ton bunga pala ke Italia mendatangkan devisa sebanyak 260.000 dolar AS, atau bila dihitung per unit dengan mata uang rupiah kurs saat ini berarti harga jualnya sekitar Rp234 ribu per kg.
Sedangkan biji pala yang berhasil diekspor ke Italia, tercatat sebanyak 15 ton dengan devisa dihasilkan 162.000 dolar AS, sedangkan serbuk pala dengan 6.450 Kg mendatang devisa sebanyak 19.350 dolar AS. Sulut merupakan produsen pala terbesar di Indonesia, dan pemasok terbesar untuk memenuhi kebutuhan dunia, hanya saja meskipun sebagai produsen terbesar tetapi disayangkan belum menjadi penentu harga pala dunia.

Sumber: http://manadotoday.com/puluhan-ton-produk-pala-sulut-ke-italia/
  
2. Ikan Kaleng 

Sulawesi Utara mempunyai kapal penangkap ikan dengan kapasitas lebih dari 30 GT. Posisi yang strategis yaitu dikelilingi laut Banda, laut Sulawesi dan Samudra Pasific membuat Sulawesi Utara sebagai penghasil ikan kaleng. Ikan Kaleng juga merupakan sector andalan Sulawesi Utara. Tingkat permintaan pasar internasional yang tinggi akan produk-produk olahan ikan membuat Sulawesi Utara sering mengekspor Ikan Kaleng ke luar negeri. Tingkat ekspor Ikan Kaleng senilai 14 juta USD. Di Jepang minat konsumsi Ikan Kaleng pun terus meningkat dari tahun ke tahun.

3. Rumput Laut 

Sulawesi Utara terletak di laut terbuka yang sangat baik untuk pertumbuhan rumput laut secara alamiah. Rumput laut di Sulut belum terkontaminasi dengan limbah rumah tangga maupun limbah pabrik sehingga Permintaan produk-produk rumput laut terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan peningkatan industri makanan dan industri pupuk.

4. Kentang

Keadaan Iklim Sulawesi Utara yaitu Tropik, 300- 2000 M dpl, dengan Suhu rata-rata 15-200 c, dan Kelembaban udara 80 % - 90 % membuat Produk kentang menjadi produk unggulan Sulut. Keadaan tanah yang subur dan gembur mengandung bahan organik , (ph) 5,0 - 6,5 juga menjadi salah satu alasan kentang dapat menjadi salah satu produk yang diandalkan.

5. Minyak Kelapa

Provinsi Sulawesi Utara mengekspor minyak kelapa dalam bentuk kasar atau crude coconut oil (CCO) senilai 9,78 juta dolar AS ke Belanda dalam sepekan menjelang Natal 25 Desember 2010. Minyak kelapa kasar akan diolah lagi menjadi berbagai produk pangan maupun kebutuhan masyarakat lainnya. Minyak kelapa kasar selama ini menjadi produk unggulan Sulut, sebab selalu menjadi penyumbang devisa terbesar daerah ini, dengan volume tidak pernah kurang dari 50 persen dari total ekspor. Selain Belanda, minyak kelapa kasar mampu menembus beberapa negara termasuk kawasan Amerika, dengan harga yang terus menunjukkan peningkatan sejak tahun 2009 hingga akhir tahun 2010. Karena terus dominan dari tahun ke tahun, minyak kelapa kasar menjadi komoditas paling diandalkan untuk mendatangkan devisa bagi Sulut.

Sumber:
http://www.bi.go.id/web/id/DIBI/Info_Publik/Ekonomi_Regional/Profil/Sulut/Ekonomi.htm
http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2010/12/19/37289/Sulut-Ekspor-Minyak-Kelapa-ke-Belanda

5. Sumbangan terhadap PAD

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) merupakan penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tahun 2010. Target PAD Sulut tahun 2010 sekitar Rp349 miliar, sementara realisasi pendapatan hingga September 2010 sudah mencapai Rp270 miliar atau sekitar Rp77 persen. Sementara untuk pos PKB dengan target sekitar Rp124 miliar itu, sudah terealisasi atau masuk ke kas daerah sebanyak Rp91 miliar atau sekitar 73 persen. Kemudian pos BBNKB dengan target Rp133 miliar itu, sudah terealisasi atau masuk kas daerah sebanyak Rp110 miliar atau sekitar 83 persen.

Sumber: http://manado.antaranews.com/berita/13608/pkb-bbnkb-penyumbang-pad-terbesar-sulut
 
6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembangunan Sulawesi Utara

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan Sulawesi Utara antara lain adalah :
1. Letak Geografis
2. Faktor Ekonomi
3. Faktor Pemerintahan
4. Sumber daya alam yang dimiliki
5. Ekspor dan Impor

7. Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara

Gubernur Sulawesi Utara: Drs. Sinyo Harry Sarundajang
Wakil Gubernur Sulawesi Utara: Freddy Harry Sualang

1. Dr. GSSJ Ratulangi, dari tahun 1945 - 1949
2. Arnold Achmad Baramuli, dari tahun 1960 - 1962
3. F. J. Tumbelaka, dari tahun 1962 - 1965 
4. Soenandar Prijosoedarmo, dari tahun 1965 - 1966 
5. Abdullah Amu, dari tahun 1966 - 1967 
6. Hein Victor Worang, dari tahun 1967 - 1978
7. Willy Gayus Tambunan, dari tahun 1978 - 1979  
8. Erman Harirustaman, dari tahun 1979 - 1980 
9. Gustaf Hendrik Mantik, dari tahun 1980 - 1985
10. Cornelis John Rantung, dari tahun 1985 - 1995
11. Evert Ernest Mangindaan, dari tahun 1995 - 2000
12. Adolf Sondakh, dari tahun 2000 - 18 Maret 2005
13. Lucky Harry Korah, dari 18 Maret 2005 - 13 Agustus 2005
14. Sinyo Harry Sarundajang, dari 13 Agustus 2005 - sekarang

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Utara
http://www.sulut.go.id/new/?

Nama:
Taviani Kumaladewi (29210590)
Soraya Imaniar (26210661)
Kelas : 1EB15

Senin, 28 Februari 2011

INTERPRETASI DALAM DEMOKRASI EKONOMI


A.         Makna Pembangunan
Dalam konteks ini kiranya cukup memadai guna merumuskan pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan di segala bidang kehidupan masyarakat.Dengan proses pembangunan umat manusia diharapkan semakin mampu mengelola alam bagi peningkatan kesejahteraannya.Tetapi tidak menghendaki mengeksploitasi anugrah alam disekitarnya.Dari uraian tersebut jelaslah bahwa pembangunan ekonomi hanya merupakan suatu subset saja dan suatu proses pembangunan. Juga, makna pembangunan ekonomi tidak sebatas pertumbuhan.
Pembangunan ekonomi, Tidak akan dapat memberikan hasil yang berarti bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat tanpa disertai dengan pembangunan dibidang-bidang lain yang tak kalah pentingnya.Dalam konteks pembangunan nilai-nilai universal menunrut proses demokratisasi dibidang ekonomi.Kebijakan ekonomi dituangkan sacara transparan.Juga, kebijakan ekonomi harus menjamin adanya mekanisme kompensasi kepada pihak-pihak yang dirugikan.Dalam kaitan ini, demokratisasi ekonomi tidak akan banyak berarti tanpa disertai dengan pembaruan politik.
B.         Dimana kita kini?
Tidak dapat disangkal bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat selama kurun waktu 1968-1992, telah mengubah wajah perekonomian indonesia dan meningkatkan taraf hidup masyarakat indonesia secara keseluruhan.Pembangunan selama hampir 25tahun terakhir telah banyak mengubah "wajah" Indonesia. Kalau pada awal tahun limapuluhan Indonesia termasuk negara yang paling miskin didunia, dengan pendapatan perkapita lebih rendah dari negara india dan paskistan, kini jumlah penduduk miskin telah berhasil ditekan menjadi hanya 15persen dari jumlah penduduk. Pembangunan nasional merupakan upaya-upaya peningkatan semua segi kehidupan bangsa, yang pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
C.         Demokratisasi,pertumbuhan dan pemerataan
beberapa hal untuk mengupayakan pembangunan dengan basis yang kokoh dan berkesinambungan
1.mengingat SDA kita yang melimpah diupayakan agar kita juga memiliki SDM yang terampil dan dapat diandalkan untuk mengolah SDA tersebut seoptimal mungkin tanpa harus mengeksploitasinya.

2.mengarahkan perekonomian berdasarkan kekuatan-kekuatan pasar pemerintah dengan segenap jajarannya harus memperkuat infrastuktur-infrastrukturnya.

3.mengutamakan aspek keseimbangan,keselarasan, dan keserasian, begitu pulalah yang dituntut dari suatu proses pembangunan.

4.harus selalu dijaga adanya transparansi dan konsistensi bagi setiap kebijakan.

5.hendaknya strategi yang terlalu menekankan pada jangka pendek seperti taktik "coba dan gagal" tidak dibiasakan

DAFTAR PUSTAKA
Faisal Basri, Perekonomian Indonesia